Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ternyata telah
menimbulkan banyak perubahan dan perkembangan. Perubahan sistem nilai,
perubahan gaya hidup dan pembagian peranan beraneka ragam. Pada akhir abad ini,
dengan meningkatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagian umat
manusia bertekuk lutut menyembah pada hasil otak dan tangan para pakar ilmu
pengetahuan dan teknologi itu dan memalingkan muka dari maha pencipta otak dan
tangan para pakar tersebut[1]. Disepakati oleh semua pihak bahwa penemuan-penemuan
ilmiah, di samping ada yang telah menjadi hakikat-hakikat ilmiah yang dapat
dinilai telah memiliki kemapanan, ada pula yang masih sangat relatif atau
diperselisihkan sehingga tidak dapat dijamin kebenarannya.
Al-quran adalah kitab suci umat Islam
yang terjaga keasliannya sampai hari kiamat. Di dalam Al-quran terkandung
banyak hikmah dan sumber informasi. Di samping sumber segala hukum, Al-quran juga
merupakan sumber informasi tentang sains dan teknologi. Al-quran sumber
informasi ilmu pengetahuan masa lalu dan masa yang akan
datang.
Atas dasar larangan menafsirkan Al-Quran secara spekulatif,
maka sementara ulama Al-Quran tidak membenarkan penafsiran ayat-ayat
berdasarkan penemuan-penemuan ilmiah yang sifatnya belum mapan.
Seorang ulama berpendapat bahwa “Kita tidak ingin terulang apa yang terjadi
atas Perjanjian Lama ketika gereja menafsirkannya dengan penafsiran yang
kemudian ternyata bertentangan dengan penemuan para ilmuwan[2]. Ada Pula yang berpendapat bahwa “Kita berkewajiban menjelaskan
Al-Quran secara ilmiah dan biarlah generasi berikut membuka tabir kesalahan kita
dan mengumumkannya.”
Al-quran tidak
dapat dikatakan sebagai buku pelajaran sains, tetapi Al-quran merupakan
penuntun bagi umat manusia dalam mengarungi dimensi-dimensi kehidupan yang
berkaitan dengan sains dan teknologi.
Kebenaran
Al-quran sebagai sumber ilmu pengetahuan dibuktikan oleh para ahli sains muslim
maupun nonmuslim. Mereka berusaha keras mengkaji dan meneliti kandungan Al-quran
yang maha luas. Bahkan para ahli sains tergopoh-gopoh mengikuti informasi Al-quran.
Al-quran selangkah lebih maju dibandingkan penemuan-penemuan sains modern.
Dalam makalah ini penulis mencoba untuk
membahas mengenai masalah seputar ayat-ayat Al-quran penciptaan gunung yang sesuai dengan sains, fungsi-fungsinya
dan yang berkaitan dengannya.
A.
Pembahasan
1.
Deskripsi
ayat
·
وَهُوَ الَّذِي مَدَّ
الْأَرْضَ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْهَارًا وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ جَعَلَ
فِيهَا زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ
لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ( الرعد : 3)
· وَأَلْقَى فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ
بِكُمْ وَأَنْهَارًا وَسُبُلًا لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ (النحل : 15)
· وَجَعَلْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ شَامِخَاتٍ وَأَسْقَيْنَاكُمْ
مَاءً فُرَاتًا (المرسلات : 27)
2.
Penjelasan
ayat
Aktivitas gunung berapi memang dapat menimbulkan bencana. Dampak yang
ditimbulkan letusan gunung berapi sangat dahsyat. Namun, di balik bahaya
letusannya gunung merapi memberikan manfaat bagi kelangsungan hidup
manusia. Di bumi terdapat kurang lebih 1.522 gunung berapi. Gunung yang
masih dikategorikan aktif hanya ada 620 buah. Dari jumlah gunung berapi yang
aktif, 144 gunung berapi tersebut ada di Indonesia.
Kata jibalun atau
‘gunung’ dalam Al-quran disebut lebih dari 26 kali. Penyebutan dengan jumlah
banyak dalam Al-quran mengandung makna yang sangat penting. Gunung memberikan
manfaat bagi makhluk hidup di bumi. Seandainya gunung tidak diciptakan, bumi akan hancur.
Dalam kerak bumi
terdapat inti bumi yang memiliki temperatur yang sangat tinggi. Temperatur itu
terus meningkat. Jika tidak dikeluarkan, bumi akan hancur. Jalan untuk mengeluarkan
tekanan dan suhu panas adalah melalui mulut gunung. Terjadilah letusan gunung berapi. Tekanan yang
dipertahankan bumi adalah 1,37 juta astmosfer dan suhu yang distabilkan adalah
3.700 derajat celsius.
Gunung-gunung
muncul sebagai hasil pergerakan dan tumbukan dari lempengan-lempengan raksasa
yang membentuk kerak bumi. Ketika dua lempengan bertumbukan, lempengan yang
lebih kuat menyelip di bawah lempengan yang satunya, sementara yang di atas
melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung. Lapisan bawah bergerak di
bawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang dalam ke bawah. Ini berarti
gunung mempunyai bagian yang menghujam jauh ke bawah yang tak kalah besarnya
dengan yang tampak di permukaan bumi.
3. Pergerakan
Gunung
Dalam
sebuah ayat, kita diberitahu bahwa gunung-gunung tidaklah diam
sebagaimana yang tampak, akan tetapi mereka terus-menerus bergerak.
وَتَرَى الْجِبَالَ تَحْسَبُهَا جَامِدَةً
وَهِيَ تَمُرُّ مَرَّ السَّحَابِ صُنْعَ اللَّهِ الَّذِي أَتْقَنَ كُلَّ شَيْءٍ إِنَّهُ
خَبِيرٌ بِمَا تَفْعَلُونَ (النمل : 88)
Gerakan
gunung-gunung ini disebabkan oleh gerakan kerak bumi tempat
mereka berada. Kerak bumi ini seperti mengapung di atas lapisan
magma yang lebih rapat. Pada awal abad ke-20, untuk pertama
kalinya dalam sejarah, seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan bumi
menyatu pada masa-masa awal bumi, namun kemudian
bergeser ke arah yang berbeda-beda sehingga terpisah ketika mereka bergerak saling menjauhi.
Para
ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Wegener baru pada tahun 1980, yakni
50 tahun setelah kematiannya. Sebagaimana pernah dikemukakan oleh Wegener dalam
sebuah tulisan yang terbit tahun 1915, sekitar 500 juta tahun lalu seluruh
tanah daratan yang ada di permukaan bumi awalnya adalah satu kesatuan yang
dinamakan Pangaea. Daratan ini terletak di kutub selatan.
Sekitar
180 juta tahun lalu, Pangaea terbelah menjadi dua bagian yang masing-masingnya bergerak
ke arah yang berbeda. Salah satu daratan atau benua raksasa ini adalah
Gondwana,yang meliputi Afrika, Australia, Antartika dan India. Benua raksasa
kedua adalah Laurasia,yang terdiri dari Eropa, Amerika Utara dan Asia, kecuali
India. Selama 150 tahun setelah pemisahan ini, Gondwana dan Laurasia terbagi
menjadi daratan-daratan yang lebih kecil.
Benua-benua
yang terbentuk menyusul terbelahnya Pangaea telah bergerak pada permukaan Bumi
secara terus-menerus sejauh beberapa sentimeter per tahun. Peristiwa ini juga menyebabkan
perubahan perbandingan luas antara wilayah daratan dan lautan di Bumi.
Pergerakan
kerak Bumi ini diketemukan setelah penelitian geologi yang dilakukan di awal abad
ke-20. Para ilmuwan menjelaskan peristiwa ini sebagaimana berikut:
Kerak dan bagian terluar dari magma, dengan ketebalan sekitar 100
km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam
lempengan utama, dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut
lempeng tektonik, lempengan-lempengan ini bergerak pada permukaan bumi, membawa
benua dan dasar lautan bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan
berkecepatan 1 hingga 5 cm per tahun. Lempengan-lempengan tersebut terus- menerus
bergerak, dan menghasilkan perubahan pada geografi bumi secara perlahan. Setiap
tahun, misalnya, Samudera Atlantic menjadi sedikit lebih lebar.
Ada hal sangat penting yang perlu dikemukakan di sini: dalam ayat
tersebut Allah telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya
perjalanan awan. (Kini, Ilmuwan modern juga menggunakan istilah
"continental drift" atau "gerakan mengapung dari benua"
untuk gerakan ini.
Tidak dipertanyakan lagi, adalah salah satu kejaiban Al Qur’an
bahwa fakta ilmiah ini, yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan, telah
dinyatakan dalam Al Qur’an.
4.
Fungsi gunung
Al Qur’an mengarahkan perhatian kita pada fungsi geologis penting
dari gunung, sesuai dengan firman ALLAH SWT :
وَجَعَلْنَا فِي الْأَرْضِ رَوَاسِيَ أَنْ تَمِيدَ
بِهِمْ وَجَعَلْنَا فِيهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَعَلَّهُمْ يَهْتَدُون َ(الانبياء:
31)
Sebagaimana terlihat, dinyatakan dalam ayat tersebut bahwa
gunung-gunung berfungsi mencegah goncangan di permukaan bumi. Kenyataan ini
tidaklah diketahui oleh siapapun di masa ketika Al Qur’an diturunkan. Nyatanya,
hal ini baru saja terungkap sebagai hasil penemuan geologi modern.
Rasulullah SAW. juga bersabda :
لما خلق الله الارض جعلت تميد فخلق الجبال فقال
بها عليها فستقرت.
“ Begitu Allah usai menciptakan bumi, umi ini bergoyang-goyang,
maka Allah segera menciptakan gunung-gunung dan berfirman kepada gunung-gunung
tersebut, “Jadilah dan menetaplah diatasnya” , lalu bumipun tenang” . [3]
Dalam sebuah ayat, peran gunung seperti ini diungkapkan melalui
sebuah perumpamaan sebagai "pasak":
أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا . وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا (النباء :6-7)
Dengan kata lain, gunung-gunung menggenggam lempengan-lempengan
kerak bumi dengan memanjang ke atas dan ke bawah permukaan bumi pada
titik-titik pertemuan lempengan- lempengan ini. Dengan cara ini, mereka
memancangkan kerak bumi dan mencegahnya dari terombang-ambing di atas lapisan
magma atau di antara lempengan-lempengannya.
Singkatnya, kita dapat menyamakan gunung dengan paku yang
menjadikan lembaran- lembaran kayu tetap menyatu. Fungsi
pemancangan dari gunung dijelaskan dalam tulisan ilmiah dengan istilah
"isostasi". Isostasi bermakna sebagai kesetimbangan dalam kerak bumi
yang terjaga oleh aliran materi bebatuan di bawah permukaan akibat tekanan
gravitasi.
Peran penting gunung yang ditemukan oleh ilmu geologi modern dan
penelitian gempa, telah dinyatakan dalam Al Qur’an berabad-abad lampau sebagai
suatu bukti Hikmah Maha Agung dalam ciptaan Allah.
B.
Penutup
Sebab-sebab
kekeliruan dalam memahami atau menafsirkan ayat-ayat Al-Quran antara lain
adalah kelemahan dalam bidang bahasa Al-Quran, serta kedangkalan pengetahuan
menyangkut objek bahasan ayat. Karena itu, walaupun sudah terlambat, kita masih
tetap menganjurkan kerja sama antar disiplin ilmu demi mencapai pemahaman atau
penafsiran yang tepat dari ayat-ayat Al-Quran dan demi membuktikan bahwa Kitab
Suci tersebut benar-benar bersumber dari Allah Yang Maha Mengetahui lagi
Mahaesa itu.
Setelah
penulis kemukakan diatas mengenai masalah ayat-ayat al-quran penciptaan gunung
dan yang berhubungan dengannya, dari sini terlihat jelas satu bentuk
kemukjizatan sains dalam al-qur’an dan hadits nabi yang menyatakan bahwa begitu
usai menciptakan bumi dan bumi itu bergerak-gerak dan bergoyang-goyang, maka
Allah pun mengokohkannya dengan menciptakan gunung-gunung. Ini tentunya sesuai
dengan apa yang tlah para pakar ilmuan temukan pada pertengahan tahun enam
puluhan abad ke-20.
C.
Referensi
·
Al- Qur’an dan
terjemahanya.
·
Ensiklopei Islam
·
Effendi, S.
Anwar. dkk, Alam Raya Dan Al-Quran, PT Pradya Paramita, Jakarta.
·
An-najjar, Prof.
dr. zaghlul, Sains Dalam Hadits, AMZAH, Jakarta. 2011
·
Webster's New
Twentieth Century Dictionary, 2. edition "Isostasy", New York,s. 975
Post a Comment
Post a Comment